Tuesday, September 13, 2011

Hidup adalah Pilihanmu

Original Author: Roger Lamb
Maka saya memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Ysayab, untuk memberikannya kepada mereka."
Ulangan 30:18-20
Saya membaca sebuah artikel baru-baru ini yang menjelaskan bagaimana beberapa orang dapat lebih ceria dan optimis karena genetika. Itu mungkin benar tapi jauh lebih banyak orang memilih untuk menjadi seperti itu - dengan iman.

John adalah tipe pria yang mungkin anda lebih suka benci. Dia selalu dalam suasana hati yang baik dan selalu memiliki sesuatu yang positif untuk dikatakan. Ketika seseorang bertanya bagaimana dia melakukannya, dia akan menjawab, “Jika saya lebih baik, saya berarti memiliki kembaran!”

Dia adalah seorang motivator alami.

Jika seorang karyawan sedang mengalami hari yang buruk, John ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi.

Melihat gayanya tersebut benar-benar membuatku penasaran, jadi suatu hari saya pergi dan bertanya padanya, “Saya tidak mengerti! Anda tidak mungkin menjadi orang yang positif sepanjang waktu kan? Bagaimana Anda melakukannya? "

Dia menjawab, "Tiap pagi saya bangun dan berkata pada diriku, Anda memiliki dua pilihan hari ini: Anda dapat memilih untuk berada dalam mood yang baik atau ... Anda dapat memilih untuk berada dalam mood yang buruk. Saya memilih untuk berada dalam mood yang baik. "

“Tiap kali sesuatu terjadi, saya dapat memilih untuk menjadi korban atau ... saya dapat memilih untuk belajar dari itu. Saya memilih untuk belajar dari itu.”

“Setiap kali seseorang datang kepada saya untuk mengeluh, saya bisa memilih untuk menerima keluhan mereka atau ... Saya bisa menunjukkan sisi positif dari kehidupan. Saya selalu memilih sisi positif dari kehidupan.”
“Yeah, benar, tapi itu tidak mudah, “ saya memprotes.
"Ya, itu dia," katanya. “Hidup adalah tentang pilihan. Ketika Anda membuang semua hal yang tidak penting, sebenarnya setiap situasi adalah sebuah pilihan. Anda memilih bagaimana Anda bereaksi terhadap situasi. Anda memilih bagaimana orang lain mempengaruhi suasana hati Anda. Anda memilih untuk berada dalam mood yang baik atau bad mood. Intinya: Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu menghidupi hidupmu.”
Saya merenungkan apa yang dikatakannya. Tak lama kemudian, saya meninggalkan Industri Menara untuk memulai bisnis saya sendiri. Kami kehilangan kontak, tapi saya sering mengingatnya ketika saya membuat pilihan dalam hidup saya dan bukannya reaktif dengan itu.

Beberapa tahun kemudian, saya mendengar bahwa ia terlibat dalam sebuah kecelakaan serius, terjatuh sekitar 60 meter dari sebuah menara komunikasi. Setelah 18 jam operasi dan seminggu perawatan intensif, ia keluar dari rumah sakit dengan besi sebagai penyangga punggungnya.

Saya melihatnya sekitar enam bulan setelah kecelakaan. Ketika saya bertanya bagaimana keadaannya, ia menjawab, "Jika saya lebih baik, saya mungkin memiliki kembaran. Mau melihat bekas luka saya?"

Saya menolak untuk melihat luka-lukanya, tetapi saya bertanya-tanya apa yang dia pikirkan saat kecelakaan terjadi.

"Hal pertama yang terlintas dalam pikiran saya adalah kesejahteraan putri saya yang akan segera lahir," jawabnya. "Lalu, saat saya berbaring di tanah, saya ingat bahwa saya punya dua pilihan: saya bisa memilih untuk hidup atau ... saya bisa memilih untuk mati. Saya memilih untuk hidup.”

"Apakah kamu tidak takut? Apakah kamu kehilangan kesadaran? " Saya bertanya.

Ia melanjutkan, ".. paramedis bekerja sangat baik waktu itu.”

Mereka terus berkata bahwa saya akan baik-baik saja. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat, saya melihat ekspresi wajah para dokter dan suster dan itu membuat saya takut. Di mata mereka, saya membaca "Dia akan mati”. Saya tahu saya harus mengambil tindakan. "

"Apa yang kaulakukan?" Saya bertanya.

"Yah, ada seorang perawat bertubuh besar meneriakkan pertanyaan pada saya," kata John. Dia bertanya apakah saya punya alergi. “Ya,” saya menjawab. "Para dokter dan perawat berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Saya menarik napas dalam-dalam dan berteriak, “Gravitasi!!” Mereka langsung tertawa terbahak-bahak.

Ditengah tawa mereka, saya katakan, “Saya memilih untuk hidup. Operasilah saya seperti saya orang hidup, dan bukan mati.”

Dia hidup, berkat keahlian para dokter, tetapi juga karena sikap hidupnya yang mengagumkan. Saya belajar darinya bahwa tiap hari kita memiliki pilihan untuk hidup sepenuhnya.

Pada akhirnya, sikap, adalah segalanya.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Matius 6:34
Sebenarnya, hari ini adalah adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin, kan?

Tuesday, September 6, 2011

In Memorial: Peter Allen, Murid Yesus, Mahasiswa, dan Atlit yang Sukses

In Memorial: Peter Allen, Murid Yesus, Mahasiswa, dan Atlit yang Sukses

original post: Darren Overstreet

Peter Allen adalah mahasiswa sophomore (Mahasiswa tingkat kedua) di Universitas Washington dan dibaptis sebagai murid setahun yang lalu. Ketika kami pertama kali bertemu, saya langsung tertarik padanya, karena ia adalah jenis orang yang ingin didekati semua orang. Dia rohani, bicaranya lembut dan suka memberi semangat. Pada saat itu, ia berada di tim kru (tim dayung), mencoba untuk mendapat posisi di salah satu perahu top tingkat Freshman (anak baru). Dia tahan berlatih setiap pukul 6 pagi dengan beban kuliah penuh, tapi ia juga konsisten untuk berkumpul dua kali seminggu untuk mempelajari Alkitab. Ada beberapa studi dimana Peter sangat lelah, nyaris tidak bisa tetap terjaga. Tapi seperti semua hal, ia bertekun dan akhirnya menjadi saudara kita. Hari ini, dia sedang mempersiapkan untuk menjadi pemimpin diskusi Alkitab di kampus dan telah membantu sejumlah mahasiswa menjadi murid Yesus.

Peter telah memberi contoh dalam banyak bidang iman dan kehidupan, dan jadi saya bertanya apakah kita bisa menulis artikel tentang apa yang memotivasi dirinya. Dia dengan sedikit bergumul berhasil menulis beberapa hal tentang apa yang telah menginspirasinya untuk berhasil secara spiritual, olahraga, dan akademis. Ketika ditanya tentang menjadi pemimpin di kampus, dia menjawab,

"Saya tidak selalu melihat diri saya sebagai role model, atau bahkan contoh yang baik. Saya telah sangat diberkati dan diberikan banyak kesempatan dalam hidup saya sementara begitu banyak orang lain dalam hidup saya telah menghadapi banyak hal melebihi dari apa yang saya mungkin hadapi. Saya telah membuat banyak kesalahan dalam hidup saya dan juga banyak penyesalan. Saya telah mengacaukan banyak hubungan dan banyak kesempatan yang saya telah buang. Saya telah disakiti orang dan bahkan lebih banyak menyakiti mereka. Semua pengalaman ini, baik dan buruk, telah memberi saya perspektif dan membuat saya rendah hati, dan saya bersyukur untuk masing-masing dan setiap dari mereka karena tanpa mereka saya tidak akan terpengaruh oleh Alkitab atau melihat perlunya Allah dalam kehidupan saya. Kasih karunia Tuhan telah memberikan saya kemampuan untuk mengampuni orang lain dan memaafkan diri saya sendiri. Tanpa dia dan pengorbanan-Nya saya tidak mungkin dan tak akan pernah mungkin layak."

Ini sangat menyegarkan untuk melihat bahwa ada sikap semacam ini pada seseorang di dunia ini, di mana orang-orang cenderung ingin mengambil kredit untuk prestasi dan bakatnya. Saya melihat kejujuran dan kerendahan hatinya waktu mengatakan bahwa tanpa Allah, kita tidak akan memiliki apa-apa. Ini sangat benar bahwa Allah yang memberikan kita segala sesuatu untuk bekerja, namun Ia bertanya apa yang akan kita lakukan dengan itu.

"Saya belum memberi yang terbaik pada apapun yang saya lakukan, tapi saya pikir kesuksesan yang telah saya lakukan dalam hidup saya telah datang dari kesediaan saya untuk bekerja sekeras yang saya bisa, membiarkan Tuhan membantu saya, dan pada gilirannya memberikan kemuliaan kembali kepadanya."

Sebagai murid, mudah sekali untuk melupakan bahwa di tengah-tengah setiap prestasi kita ada Allah kita, seorang Ayah yang penuh kasih dan yang membuka jalan bagi kita agar kita bisa memberikan yang terbaik dalam segala hal, karena Ia telah memberikan yang terbaik kepada kita: dengan mengirimkan Anak tunggal-Nya untuk mencintai kita, memimpin kita, dan akhirnya mati untuk kita di kayu salib.
Ketika ditanya tentang hal-hal yang telah memotivasi dia di luar dari Salib, ia menyebutkan kutipan dari temannya di Stanford University, Marecic Owen, yang mengatakan "Berilah hari semua yang Anda miliki, karena apa yang Anda tetap simpan di dalam, akan hilang selamanya".

Sebagai murid Yesus di kampus, mudah sekali untuk melupakan bahwa Allah ingin kita untuk memberikan semua yang kita miliki dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Kita ditantang untuk melakukan segala sesuatu seolah-olah kita melakukannya untuk Tuhan. Bagaimana kita memperlakukan nilai-nilai kita, iman kita, dan pekerjaan kita harus mewakili komitmen kita kepada Yesus: bahwa dalam segala hal, kita harus memberikan 100%. Kadang-kadang kita bisa sedikit bingung dalam berapa banyak yang harus kita berikan untuk menjadi sukses baik dalam hal spiritual maupun sekuler. Mungkin karena kita khawatir tentang motivasi kita sendiri atau ambisi egois. Mengomentari itu, Peter mengatakan ini, "Ambisi dan motivasi diri dalam hidup saya begitu kuat sebelum saya menjadi murid Yesus dan ketika saya masih mempelajari Alkitab, namun itu tidak pernah berbuah sampai saya mengerti pengorbanan Yesus dan membuat motivasi saya untuk melayani lebih daripada ambisi egois saya sendiri. Kasih Kristus telah memberi saya perspektif yang lebih lengkap, lebih baik, dan lebih nyata pada kehidupan dan diri saya sendiri. Benih motivasi ditanam ketika saya masih muda, dan cinta mula-mula saya kepada Tuhan sekarang memungkinkan saya untuk bekerja keras untuk alasan yang tepat. Sekarang saya mencoba untuk memberi yang terbaik setiap hari, menyadari bahwa waktu adalah alat saya yang paling berharga dan bahkan keputusan terkecil (atau tidak memutuskan) akan membuat atau menghancurkan keefektifan saya sebagai murid Yesus. Saya mencoba untuk berbagi iman saya lebih lagi setiap hari. Setiap studi Alkitab atau saat teduh yang saya miliki adalah karena kasih Kristus mendorong saya. Saya bangga bagaimana Tuhan telah melatih saya, tapi saya masih membutuhkan Ia lebih lagi agar saya tetap memiliki hati yang lembut karena saya masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh dengan saya terus melayani-Nya.”

Sangat sukacita memiliki Peter sebagai saudara dan saya berharap melihat semua cara Tuhan menggunakan dia selama hidupnya. Peter telah bekerja keras setiap hari dan mempertimbangkan bergabung kembali dengan Tim Kru (dayung) Husky tahun ini. Dia saat ini memiliki IPK 3,54 di jurusan Biokimia.

_________________________________________________________________
Catatan penulis...
Peter Allen baru-baru ini telah pergi menghadap Bapa di Surga tepatnya tanggal 5 September 2011 dalam sebuah kecelakaan di bukit di Amerika. Ia terjatuh ketika ia hiking, yang merupakan salah satu hobinya, bersama teman-temannya. Ia jatuh dari tempat yang tinggi. Saya harap ketika kita telah membaca postingan ini, kita bisa sedikit mengenalnya, belajar darinya dan memberikan semangat untuk keluarga dan brosis yang ditinggalkan. Terima kasih. - Yohannes Affandy Siregar.
His Facebook Profile
His Funeral Facebook Invitation
Beberapa sharing dari saudara/i yang pernah bertemu dengannya.
Peter,
It just seemed like I talked with you a month ago at ICMC.... Your words of encouragement for me even though I had probably talked with you a couple of times. I had seen so much growth from you from the first time I met you to ICMC. God was working in tremendous ways through you to your crew members and the church and your family. I pray this opens doors for all of them to see that you were living for God and not for yourself. I am praying for your family, the Crew team, and the church. You have now reached salvation! I do wish I got to know you better and could have spent more time with you, but we will have time in heaven bro. I love you and I will miss you deeply. - John Biggerstaff

Thank You Peter, for the man of God that you are, and for the example that you set in our ministry. You are Dearly loved and missed. You will always be remembered. I love you so much. Can't wait to see you again, Well done Good and faithful servant, well done. - Kyle TheMan Winje

Peter, we love and miss you so much. we are all grieving because we miss you, but we know that you are partying it up with god in heaven. the views must be incredible. you have left such marks on all our lives, and will continue to inspire us even though you are gone. love you bro ♥ - Sara Brumley

Tuesday, November 17, 2009

Setiap hari adalah Perang!


Bahan bacaan : Nehemia 3-4

Nehemia mencoba membangun kembali tembok Yerusalem yang telah dirubuhkan oleh tentara Babel. Ia memiliki kesempatan itu karena Tuhan yang memberikannya. namun, ada beberapa orang yang tidak senang akan pembangunan ini.

Ada 3 poin di sini yang paralel dengan hidup murid Yesus, yaitu:
Pertama. Hidup menjadi murid Yesus adalah seumpama membangun. Hal ini pernah dikhotbahkan pdt. Charles di jemaat Bandung.

Lukas 14:28-30
14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Ayat di atas pasti mengingatkan kita saat counting the cost bukan? pertanyaannya adalah apakah kita masih membangun? Membangun dalam artian melakukan firman Tuhan setiap hari, keluar dari keegoisan kita, semangat mengasihi orang lain, semangat menjalani perkuliahan dan melakukan yang terbaik, semangat memberi dan mengajar orang lain Alkitab, berbuah, dan lain - lain. Apakah saya masih membangun? apa indikatornya? Karakter. Apakah karakter kita semakin mirip Tuhan Yesus Kristus? coba tanya dirimu...

Kedua. Hidup murid adalah keputusan yang kita buat setelah kita tahu dan percaya bahwa semuanya adalah kasih karunia. Kita diselamatkan karena kasih karunia. Itu adalah pemberian Allah.
Efesus 2:8-9
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Jangan ada orang yang memegahkan dirinya. kita tidak boleh merasa self righteous. Hidup murid adalah hidup yang diberikan Tuhan melalui pengorbanan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. jangan kita merasa kita hebat dan menjalani hidup murid kita dengan kekuatan kita sendiri. Contohnya: kita tidak lagi saat teduh. hidup doa kita bagaimana? adakah kita meng-impact seperti Yesus meng-impact?

Ketiga. hidup murid Yesus tidak akan mudah. seperti pembangunan tembok Yerusalem yang dihalang-halangi oleh Sanbalat, TObia, dan Gesyem.

4:7. Ketika Sanbalat dan Tobia serta orang Arab dan orang Amon dan orang Asdod mendengar, bahwa pekerjaan perbaikan tembok Yerusalem maju dan bahwa lobang-lobang tembok mulai tertutup, maka sangat marahlah mereka.
4:8 Mereka semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacauan di sana.

Taukah kamu bahwa setiap hari dalam menjalani hidup murid adalah peperangan rohani? Iblis tidak akan senang dengan kita. ia akan mencoba menjatuhkan kita. ia akan mencoba meruntuhkan kembali tembok, bangunan yang kita buat dalam hidup murid kita. Ia akan mencoba merusak karakter kita yang ingin bertumbuh. ia ingin merusak kehidupan kerohanian dan jasmani kita. bagaimana caranya kita mengalahkan iblis?
Yeremia 4:9, 16-17, 22-23
4:9 Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka.
4:16. Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda
4:17 yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata.
4:22 Pada waktu itu juga aku berikan perintah kepada rakyat: "Setiap orang dengan anak buahnya harus bermalam di Yerusalem, supaya mereka mengadakan penjagaan bagi kami pada malam hari, dan melakukan pekerjaannya pada siang hari."
4:23 Demikianlah aku sendiri, saudara-saudaraku, anak buahku dan para penjaga yang mengikut aku, kami semua tidak sempat menanggalkan pakaian kami. Setiap orang memegang senjata dengan tangan kanan.

Apa yang kita belajar? BERJAGA - JAGA SENANTIASA! KENAKAN PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH SETIAP HARI! that's the only way to stand over the evil everyday!

Ok. SEMANGAT BUAT MURID YESUS!

Author : Yohannes Affandy Siregar
About him : Brother ini adalah salah satu brother yang menjadi sukacita kampus Bandung. Dia juga adalah PDG Campus Leader di Bandung. Dia sekarang kuliah di Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung. Dia sangat gemar belajar (^^) dan bersahabat sama orang lain.

Thursday, March 26, 2009

Tuhan memilihmu seperti memilih Lewi


Yosua 10 - 13

Yosua merebut seluruh tanah kanaan dan membagi – bagikan tanah pusaka kepada suku – suku Israel. Setiap suku yang 12 itu kebagian milik pusaka. Namun, yang menarik adalah bahwa suku Lewi tidak mendapat milik pusaka berupa tanah. Milik pusaka mereka adalah Tuhan, Allah Israel. Bagaimana mungkin Tuhan mau diri – Nya menjadi kepunyaan suatu suku atau kelompok manusia? Apa maksud Tuhan di sini ya? Kenapa Tuhan mempercayakan diri – Nya untuk menjadi milik pusaka suku Lewi.

Kejadian 49 : 5-7
49:5. Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.
49:6 Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.
49:7 Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.

Suku Lewi berasal dari Lewi anak Israel, dan pada saat Israel memberkati anak – anaknya, ia tidak memberkati Lewi secara spesifik. Lewi dan Simeon malah seperti tidak mendapat sesuatu berkat pun dari Israel. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas kematian suatu bangsa, Lewi dan Simeon tidak mendapat berkat yang spesifik, bahkan terkesan dikutuk.

Namun, di sinilah poinnya. Tuhan yang memilih dan Tuhan yang berjanji.

Yosua 13:33 Tetapi kepada suku Lewi Musa tidak memberikan milik pusaka: TUHAN, Allah Israel, Dialah yang menjadi milik pusaka mereka, seperti yang dijanjikan-Nya kepada mereka.

Tuhan yang mengatakan langsung akan menjadi milik pusaka Lewi. Walaupun Yakub tidak memberkati Lewi, tapi Tuhan mau. Tuhan memiliki kuasa lebih daripada manusia. Tuhan memang mendengarkan setiap berkat yang diucapkan orang yang dipilih - Nya seperti Yehuda yang akan terus menjadi pemimpin suku2 Israel dan menjadi suku terbesar, itu Tuhan genapi. Tapi, ada satu hal lagi di sini: Kasih Karunia. Yup, Lewi mendapat kasih karunia dari Tuhan untuk menjadikan Tuhan milik pusaka mereka. Lewi dilayakkan Tuhan untuk melayani Dia.

Ini adalah gambaran kasih Tuhan kepada manusia. Kepada kita yang bukan keturunan Abraham secara langsung. Tuhan membuktikan bahwa tidak hanya keturunan yang terpilih yang dipilih. Tuhan mencintai semua manusia. Tapi kenapa pada saat Israel mencari tanah pusaka Tuhan mau semua bangsa yang ada di tanah kanaan saat itu ditumpas dan tidak diselamatkan? Mungkin sekali ini karena mereka sudah rusak lakunya. Tuhan ga melihat lagi kebenaran di antara bangsa2 yang ditumpas itu. Tuhan memakai bangsa Israel untuk membawa keselamatan dan kebenaran. Akhirnya dari Israel datang Juruselamat, Yesus. Amen.

Author : Yohannes Affandy Siregar
About him : Brother ini adalah salah satu brother yang menjadi sukacita kampus Bandung. Dia juga adalah PDG Campus Leader di Bandung. Dia sekarang kuliah di Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung. Dia sangat gemar belajar (^^) dan bersahabat sama orang lain.

Friday, February 13, 2009

True Love




Mengenai – Mu … anugrah terindah hidupku
Mencintai – Mu … hadiah termulia bagi jiwaku
Memiliki – Mu … kepercayaan yang menguatkan langkahku
Kau mempesona batinku
Kau menyelimuti kesepianku … dan
Kau mengguncang seluruh gairahku

Tak ada … takkan pernah ada
Cinta sesempurna Engkau
Mengobati lukaku
Mengubah setiap kebusukanku
Memperhatikan sel demi sel kisahku

Bagiku … Kau kekasih yang tak pernah lelah
pacar yang tak sekalipun jera
cinta yang tak pernah lemah
Saat aku menhujat – Mu … Engkau memberkatiku
Saat aku meninggalkan – Mu … Engkau masih menantiku
Saat aku melupakan – Mu … Engkau datang padaku
Saat aku mendustai – Mu … Engkau mengampuniku
Your love is so awesome

Darah … Daging
Harta … Takhta
Hati … Jiwa
Semua Kau korbankan
Agar aku sembuh dan jadi bersih

Surat – surat rindu – Mu meyakinkanku
Kata – kata cinta – Mu mengusik ketenanganku
Kalimat – kalimat janji – Mu menciptakan harapan untukku
Dan …
Baris – baris teguran – Mu membuatku tersanjung

Sungguh … Ketulusan – Mu
Kemegahan – Mu
Keindahan – Mu
Keadilan – Mu
Keromantisan – Mu
Tak dapat kugantikan dengan apapun
Kau telah mengekang hatiku dengan kasih – Mu
Kau berhasil menundukkan kekerasanku
Kau mampu membeli hidupku

To my Great Love
Luv u God


Author : Icha
About her : Icha adalah salah seorang sister campus yang semangat banget melayani Tuhan. Ia tahu tujuan hidupnya dan sangat berjuang untuk itu. Kecintaannya pada Tuhan tidak usah diragukan lagi. Hal itu dapat dilihat dari puisinya ini. Ia sangat suka menulis puisi. Semua perasaannya ditumpahkan dalam setiap kata dalam puisinya. Ia sekarang kuliah semester 4 di STIE Tridharma Bandung.

Friday, November 28, 2008

Pemimpin




2 Tawarikh 21
Siapa raja setelah Yosafat? Yoram anaknya. Yosafat adalah seorang raja yang takut akan Tuhan. Lalu bagaimana dengan anaknya? Yoram tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Yoram melakukan dosa – dosa yang dilakukan oleh raja Israel, Ahab, karena memang Yoram mempunyai istri salah seorang anak Ahab.
21:6 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.

Inilah buah persahabatan Yosafat dengan orang yang membenci Tuhan, Ahab. Bukan dia yang berpaling dari Tuhan melainkan anaknya. Sudah jelas ada peran dari Yosafat dalam kehidupan anaknya, Yoram. Namun, tetap saja ini bukan dosa Yosafat anaknya seperti itu. Itu tetap pilihan Yoram sendiri. Sudah jelas pemimpin rumah tangga adalah suami, koq dia ga bisa memimpin isterinya ke jalan yang benar malah terpengaruh sama istrinya. Istrinya yang memimpin dalam bidang kerohanian Yoram walau dalam pemerintahan tetap Yoram yang memegang.

Siapa pemimpin kita saat ini? Apakah Tuhan dan hamba-hamba-Nya yang mencari Dia atau diri kita sendiri atau bahkan orang lain yang tidak mencari Tuhan? Berhati – hati lah. Jaga kerohanianmu dengan segala kewaspadaan.

Pemimpin dalam hidup ini sangat penting. Apalagi pemimpin spiritual. Pemimpin spiritual bukan paranormal atau sejenisnya. Pemimpin spiritual adalah orang – orang yang berjaga – jaga akan jiwa kita dan mengerti kekurangan dan kelebihan kita. Mereka juga yang membimbing kita setiap saat supaya kita jangan beralih dari jalan Tuhan.

Dalam pembimbingan kita perlu 2 hal
1. Kerendahan hati untuk dibimbing/dipimpin
2. Kita membimbing/memimpin berdasarkan Firman Tuhan

Apa yang terjadi saat pembimbing kita tidak ada lagi yang mencari Tuhan bahkan membenci Tuhan? Kita pun bisa dan gampang terseret pada perbuatan-perbuatan jahat mereka. Raja Yoas pada awalnya hidup benar di hadapan Tuhan. Ia dibesarkan di dalam rumah Allah dan dibimbing oleh Yoyada, imam besar. Namun apa yang terjadi setelah Yoyada tiada dan pembimbingan yang dari Tuhan berhenti sedangkan pemimpin dari dunia banyak?

24:17 Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka.
24:18 Mereka meninggalkan rumah TUHAN, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka.
24:19 Namun TUHAN mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya.
24:20 Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: "Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Iapun meninggalkan kamu!"
24:21 Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka melontari dia dengan batu di pelataran rumah TUHAN.


Jangan sampai pembimbingan terhenti. Hal itu ga baik buat kita. Kita pun harus mau terus dibimbing sesuai dengan Firman Tuhan. Jangan mengeraskan hati. Saat Zakharia yang mungkin lebih muda dari Yoas mau membimbingnya, dia menolak bahkan membunuhnya. Kacau. Akhirnya bukan happy ending malah bad ending walaupun happy beginning.
24:23 Pada pergantian tahun tentara Aram maju menyerang Yoas dan masuk ke Yehuda dan Yerusalem. Dari bangsa itu semua pemimpin habis dibunuh mereka dan segala jarahan dikirim mereka kepada raja negeri Damsyik.
24:24 Walaupun tentara Aram itu datang dengan sedikit orang, namun TUHAN menyerahkan tentara yang sangat besar kepada mereka, karena orang Yehuda telah meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah orang Aram melakukan penghukuman kepada Yoas.
24:25 Ketika mereka pergi dari padanya, --mereka meninggalkannya dengan luka-luka berat--pegawai-pegawainya mengadakan persepakatan terhadap dia karena darah anak imam Yoyada itu, lalu membunuhnya di atas tempat tidurnya. Ia mati dan dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di pekuburan raja-raja.


Well, sudah jelas, kita perlu pemimpin yang dekat sama Tuhan, dan kita pun perlu dekat sama Tuhan ketika kita memimpin. Haleluya. Amen.

Author : Yohannes Affandy Siregar
About him : Brother ini adalah salah satu brother yang menjadi sukacita kampus Bandung. Dia juga adalah PDG Campus Leader di Bandung. Dia sekarang kuliah di Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung. Dia sangat gemar belajar (^^) dan bersahabat sama orang lain.

Friday, November 21, 2008

Ujian Persahabatan



1Samuel 20:24-43

20: 34. Sebab itu Yonatan bangkit dan meninggalkan perjamuan itu
dengan kemarahan yang bernyala-nyala. Pada hari yang kedua bulan
baru itu ia tidak makan apa-apa, sebab ia bersusah hati karena
Daud, sebab ayahnya telah menghina Daud.

Selera makan Yonatan lenyap. Ia langsung pergi meninggalkan jamuan
yang biasa dia nikmati. Rasa marah, susah, dan berbagai emosi
lain berkecamuk di hatinya. Sekarang ia tahu, Saul berketetapan
membunuh Daud.
20: 33. Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk
membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil
keputusan untuk membunuh Daud.


Ia sendiri hampir mati diujung tombak
sang ayah. Padahal dulu ia mengagumi kerendahan hati ayahnya,
juga kesanggupan ayahnya memenangkan peperangan dan memerintah
dengan penuh wibawa. Sekarang? Saul berubah, karena ia telah
melawan Tuhan. Akibatnya Roh Allah meninggalkan dia. Kejahatan
menguasai pikiran, perasaan, dan kemauannya. Bukankah hal serupa
masih terjadi sampai hari ini? Kita harus waspada terhadap
perangkap ini.

Bagi Yonatan, persahabatannya dengan Daud sedang diuji. Ucapan
ayahnya bahwa Daud menjadi perongrong bagi haknya atas takhta
Israel dapat dijadikan alasan politis untuk tidak membela Daud
20: 31. Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi,
engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah
orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati."

Syukur kepada Tuhan, Yonatan tidak memiliki ambisi
negatif seperti Saul, ayahnya. Ia tidak membiarkan diri
dikendalikan oleh kepentingan pribadi. Yonatan menepati janjinya
dengan memberitahukan fakta pahit bahwa mereka harus berpisah
demi keselamatan Daud. Peluk tangis tak dapat ditahan karena
perpisahan secara fisik harus terjadi. Walaupun demikian,
persahabatan tidak berakhir, justru semakin dirasakan karena
memegang prinsip: "Tuhan akan ada di antara aku dan engkau serta
di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya"

20:42 Kemudian berkatalah Yonatan kepada Daud: "Pergilah dengan
selamat; bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama TUHAN,
demikian: TUHAN akan ada di antara aku dan engkau serta di antara
keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya." Setelah
itu bangunlah Daud dan pergi; dan Yonatanpun pulang ke kota


Kasih Allah telah menyatukan mereka yang memelihara
persahabatan mereka dengan ingatan satu pada yang lainnya

2 Samuel 1


1:11. Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga.
1:12 Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.

1:25 Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.
1:26 Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan.

Kita tinggal di dunia yang rasa kesetiaan dan persahabatan tipis
sekali, kalau tidak bisa dikatakan sudah tidak ada. Seakan dunia
ini dikendalikan oleh ambisi pribadi dan kepentingan kelompok.
Orang Kristen dipanggil menjadi kesaksian hidup bahwa kesetiaan
dan persahabatan di dalam Kristuslah yang bisa menopang bahkan
memperbaiki kualitas hidup di dunia yang bobrok ini.

Author : Ratna
About her : Ratna adalah salah satu campus worker di Bandung. Ia punya hati yang sangat memberi untuk anak kampus terutama sister. Sister kampus Bandung banyak mendapat inspirasi darinya, begitu pun brothers kampus. Ia punya impian bisa kuliah suatu saat nanti dan menjala sebanyak mungkin anak - anak kampus di Bandung. Punya hobi menulis dan sms kata - kata bijak.