Friday, November 21, 2008

Ujian Persahabatan



1Samuel 20:24-43

20: 34. Sebab itu Yonatan bangkit dan meninggalkan perjamuan itu
dengan kemarahan yang bernyala-nyala. Pada hari yang kedua bulan
baru itu ia tidak makan apa-apa, sebab ia bersusah hati karena
Daud, sebab ayahnya telah menghina Daud.

Selera makan Yonatan lenyap. Ia langsung pergi meninggalkan jamuan
yang biasa dia nikmati. Rasa marah, susah, dan berbagai emosi
lain berkecamuk di hatinya. Sekarang ia tahu, Saul berketetapan
membunuh Daud.
20: 33. Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk
membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil
keputusan untuk membunuh Daud.


Ia sendiri hampir mati diujung tombak
sang ayah. Padahal dulu ia mengagumi kerendahan hati ayahnya,
juga kesanggupan ayahnya memenangkan peperangan dan memerintah
dengan penuh wibawa. Sekarang? Saul berubah, karena ia telah
melawan Tuhan. Akibatnya Roh Allah meninggalkan dia. Kejahatan
menguasai pikiran, perasaan, dan kemauannya. Bukankah hal serupa
masih terjadi sampai hari ini? Kita harus waspada terhadap
perangkap ini.

Bagi Yonatan, persahabatannya dengan Daud sedang diuji. Ucapan
ayahnya bahwa Daud menjadi perongrong bagi haknya atas takhta
Israel dapat dijadikan alasan politis untuk tidak membela Daud
20: 31. Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi,
engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah
orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati."

Syukur kepada Tuhan, Yonatan tidak memiliki ambisi
negatif seperti Saul, ayahnya. Ia tidak membiarkan diri
dikendalikan oleh kepentingan pribadi. Yonatan menepati janjinya
dengan memberitahukan fakta pahit bahwa mereka harus berpisah
demi keselamatan Daud. Peluk tangis tak dapat ditahan karena
perpisahan secara fisik harus terjadi. Walaupun demikian,
persahabatan tidak berakhir, justru semakin dirasakan karena
memegang prinsip: "Tuhan akan ada di antara aku dan engkau serta
di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya"

20:42 Kemudian berkatalah Yonatan kepada Daud: "Pergilah dengan
selamat; bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama TUHAN,
demikian: TUHAN akan ada di antara aku dan engkau serta di antara
keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya." Setelah
itu bangunlah Daud dan pergi; dan Yonatanpun pulang ke kota


Kasih Allah telah menyatukan mereka yang memelihara
persahabatan mereka dengan ingatan satu pada yang lainnya

2 Samuel 1


1:11. Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga.
1:12 Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.

1:25 Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.
1:26 Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan.

Kita tinggal di dunia yang rasa kesetiaan dan persahabatan tipis
sekali, kalau tidak bisa dikatakan sudah tidak ada. Seakan dunia
ini dikendalikan oleh ambisi pribadi dan kepentingan kelompok.
Orang Kristen dipanggil menjadi kesaksian hidup bahwa kesetiaan
dan persahabatan di dalam Kristuslah yang bisa menopang bahkan
memperbaiki kualitas hidup di dunia yang bobrok ini.

Author : Ratna
About her : Ratna adalah salah satu campus worker di Bandung. Ia punya hati yang sangat memberi untuk anak kampus terutama sister. Sister kampus Bandung banyak mendapat inspirasi darinya, begitu pun brothers kampus. Ia punya impian bisa kuliah suatu saat nanti dan menjala sebanyak mungkin anak - anak kampus di Bandung. Punya hobi menulis dan sms kata - kata bijak.

No comments: